Deprecated: Function WP_Query was called with an argument that is deprecated since version 3.1.0! caller_get_posts is deprecated. Use ignore_sticky_posts instead. in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-includes/functions.php on line 5737

Notice: Undefined variable: arkrp in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-content/plugins/ark-relatedpost/ark-relatedpost.php on line 435

Deprecated: Function ark_content_rss is deprecated since version 2.9! Use the_content_feed instead. in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-includes/functions.php on line 5453

Notice: Undefined variable: excerpt in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-content/plugins/ark-relatedpost/ark-relatedpost.php on line 521

Deprecated: Function ark_content_rss is deprecated since version 2.9! Use the_content_feed instead. in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-includes/functions.php on line 5453

Notice: Undefined variable: excerpt in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-content/plugins/ark-relatedpost/ark-relatedpost.php on line 521

Deprecated: Function ark_content_rss is deprecated since version 2.9! Use the_content_feed instead. in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-includes/functions.php on line 5453

Notice: Undefined variable: excerpt in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-content/plugins/ark-relatedpost/ark-relatedpost.php on line 521

Deprecated: Function ark_content_rss is deprecated since version 2.9! Use the_content_feed instead. in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-includes/functions.php on line 5453

Notice: Undefined variable: excerpt in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-content/plugins/ark-relatedpost/ark-relatedpost.php on line 521

Deprecated: Function ark_content_rss is deprecated since version 2.9! Use the_content_feed instead. in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-includes/functions.php on line 5453

Notice: Undefined variable: excerpt in /home/u5450082/public_html/Islamislami.com/wp-content/plugins/ark-relatedpost/ark-relatedpost.php on line 521

Kesehatan dalam Perspektif Islam

Dalam perpekstif Islam  tampak ada pendekatan holistik untuk bidang kesehatan. Seperti halnya kehidupan beragama yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sekuler, kesehatan fisik, emosi, dan spiritual tidak dapat dipisahkan; mereka adalah tiga bagian yang membuat orang yang benar-benar sehat. Ketika satu bagian terluka atau tidak sehat, bagian lain menderita. Jika seseorang secara fisik sakit atau terluka mungkin sulit untuk berkonsentrasi pada apa pun kecuali rasa sakit. Jika seseorang secara emosional tidak sehat, dia mungkin tidak dapat merawat dirinya sendiri dengan baik atau menemukan pikirannya teralihkan dari kenyataan hidup.

Ketika berbicara kepada para pengikutnya, Nabi Muhammad berbicara tentang mukmin yang kuat lebih baik daripada mukmin yang lemah, di mata Tuhan. Kata kuat di sini bisa berarti kekuatan dalam iman atau tabiat, tetapi bisa juga berarti kesehatan. Tubuh kita adalah kepercayaan dari Tuhan dan kita bertanggung jawab atas bagaimana menjaga kesehatan. Meskipun kesehatan fisik dan emosional itu penting, kesehatan rohani perlu menjadi prioritas pertama dalam hidup kita. Jika seseorang berada dalam kesulitan spiritual maka kehidupan dapat mulai terurai dan masalah dapat terjadi di semua bidang.

Cedera dan penyakit dapat terjadi karena berbagai alasan, namun penting untuk mengakui dan menerima bahwa tidak ada yang terjadi di dunia ini, terima dengan izin Tuhan.

Dan bersama-Nya ada kunci-kunci yang gaib; tidak ada yang mengenal mereka kecuali Dia. Dan Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Bukan sehelai daun yang jatuh melainkan Dia mengetahuinya. Dan tidak ada biji-bijian di dalam kegelapan bumi dan tidak ada  lembab atau kering tetapi itu dalam catatan yang jelas. (Quran 6:59)

Dunia ini hanyalah tempat sementara, diperindah bagi kita oleh hal-hal yang kita dambakan, pasangan, anak-anak, kekayaan dan kemewahan. Namun ini hanyalah kesenangan sementara dan kesenangan sementara dibandingkan dengan kepuasan dan keindahan yang luar biasa yaitu Surga. Untuk membantu kita mengamankan tempat di Firdaus, Tuhan menempatkan cobaan dan rintangan di jalan kita. Dia menguji kesabaran dan rasa syukur kita dan memberi kita cara dan sarana untuk mengatasi rintangan. Tuhan juga penyayang dan adil, jadi kita bisa yakin bahwa apapun cobaan yang kita hadapi Tuhan merancangnya untuk membantu kita mengamankan tempat kebahagiaan abadi. Cedera dan kesehatan yang buruk adalah cobaan dan ujian yang harus kita hadapi dengan kesabaran, ketabahan dan di atas segalanya penerimaan.

Menerima cobaan bukan berarti kita tidak berbuat apa-apa, tentunya kita berusaha untuk mengatasinya dan belajar darinya. Menerima berarti menghadapi cobaan dengan sabar berbekal senjata yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Yang terbesar dari senjata-senjata ini adalah Al-Qur’an, sebuah kitab petunjuk, yang penuh dengan rahmat dan penyembuhan. Al-Qur’an bukanlah buku teks atau buku kedokteran, tetapi berisi panduan yang mempromosikan kesehatan dan penyembuhan yang baik.

“Wahai manusia! Telah datang kepadamu nasehat yang baik dari Tuhanmu (yaitu Al-Qur’an), dan penawar bagi apa yang ada di dalam hatimu.” (Quran 10:57)

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…” (QS 17:82)

Tidak ada keraguan bahwa kata-kata dan ayat-ayat Al-Qur’an mengandung obat untuk kesengsaraan dan penyakit manusia. Diriwayatkan dalam hadits Nabi Muhammad, semoga rahmat dan berkah Allah atasnya, bahwa ayat-ayat dan surah tertentu dengan kehendak Allah dapat membawa penyembuhan dari penyakit dan kesusahan. Perlahan-lahan selama bertahun-tahun, kita mulai lebih mengandalkan obat-obatan dan pengobatan fisik daripada pengobatan spiritual yang ditentukan oleh Islam. Jika iman kuat dan teguh, efek pengobatan spiritual mungkin cepat dan efisien.

Dari hadis Nabi Muhammad muncul kisah tentang pria yang diutus Nabi untuk misi. Dia berkemah dekat dengan beberapa orang yang tidak menunjukkan keramahan apapun padanya. Ketika pemimpin kamp terdekat digigit ular, mereka pergi ke sahabat Nabi Muhammad untuk meminta bantuan. Dia membacakan surat pembuka Al-Qur’an atas orang yang menderita itu dan dia bangkit “seolah-olah dibebaskan dari rantai”.

Adalah penting untuk mencari obat dari Al-Qur’an, dengan cara yang ditentukan oleh Nabi Muhammad, tetapi sama pentingnya untuk memahami bahwa diperbolehkan dan kadang-kadang wajib, untuk mencari bantuan dari praktisi medis. Tubuh kita adalah milik kita, hanya dalam kepercayaan; kita berkewajiban untuk memperlakukan mereka dengan hormat dan memelihara mereka dengan cara yang terbaik. Sesuai dengan pendekatan holistik Islam terhadap kesehatan, tidak ada kontradiksi dalam mencari penyembuhan baik dari ilmu kedokteran maupun cara spiritual yang diperbolehkan.

Nabi bersabda: “Tidak ada penyakit yang diciptakan Allah SWT, kecuali Dia juga yang menciptakan pengobatannya.”

Beliau juga bersabda: “Ada obat untuk setiap penyakit, dan jika obat itu diterapkan pada penyakit, penyakit itu akan sembuh dengan izin Allah SWT.”

Al-Qur’an adalah penyembuh bagi tubuh dan jiwa. Kapan pun hidup menjadi terlalu sulit atau kita dilanda cedera, penyakit atau ketidakbahagiaan, Quran akan menerangi jalan kita dan meringankan beban kita. Ini adalah sumber penghiburan dan kemudahan. Di dunia saat ini banyak orang memiliki kekayaan dan kemewahan yang tak terkira tetapi sedikit kepuasan. Kita di Barat memiliki akses ke dokter dan obat-obatan, penyembuhan tradisional, terobosan medis dan pengobatan alternatif tetapi banyak kehidupan yang penuh dengan rasa sakit emosional dan kelesuan. Yang hilang adalah keyakinan, iman kepada Tuhan.

Dalam beberapa dekade terakhir, telah diterima secara luas bahwa kepercayaan dan praktik keagamaan memiliki dampak signifikan pada kesehatan fisik dan emosional. Penelitian medis dan ilmiah telah menunjukkan bahwa komitmen agama membantu dalam pencegahan dan pengobatan gangguan emosional, penyakit dan cedera dan meningkatkan pemulihan. Percaya dan tunduk pada kehendak Tuhan adalah bagian terpenting dari perawatan kesehatan yang baik. Kata-kata dan bacaan Al-Qur’an dapat menyembuhkan hati dan pikiran, serta mengatasi penyakit dan cedera, namun kepercayaan penuh kepada Tuhan tidak meniadakan efek penyembuhan dari ilmu kedokteran asalkan kita menggunakannya hanya dengan cara yang halal. Memang, Tuhan memiliki kuasa atas segala sesuatu, oleh karena itu kita perlu menaruh kepercayaan kita kepada-Nya, mengembangkan hubungan yang langgeng dengan kitab petunjuk-Nya – Quran, mengikuti ajaran otentik Nabi Muhammad dan mencari kesembuhan, di mana pun itu.

Sebuah penelitian secara sistematis meninjau literatur medis empiris yang ada untuk menyimpulkan hubungan antara nilai-nilai Islam, praktik dan identitas Muslim, dan potensi ketidakadilan kesehatan. Peneliti membangun model yang menggabungkan domain pengaruh Islam baik di dalam maupun di luar sistem perawatan kesehatan, menyoroti mekanisme di mana identitas Muslim dapat berkontribusi pada perbedaan kesehatan dan ketidakadilan perawatan kesehatan.

Di luar sistem perawatan kesehatan, identitas dan praktik Muslim dapat menghasilkan ketidakadilan kesehatan melalui beberapa mekanisme. Teologi Islam mempengaruhi keyakinan tentang kesehatan dan kurangnya kesehatan yang pada gilirannya mengarah pada adopsi perilaku kesehatan untuk menjaga kesehatan atau menjadi sehat ketika sakit. Perilaku kesehatan yang diinformasikan secara Islam ini berdampak pada pemanfaatan layanan kesehatan karena praktik keagamaan dapat digunakan terutama atau sebagai pengganti pengobatan allopathic, atau dapat digunakan secara sekunder ketika pengobatan allopathic tidak efektif, atau mungkin digunakan sebagai pelengkap. Hasil hilir dari perilaku kesehatan seperti itu dan pola pencarian perawatan kesehatan alternatif di kalangan Muslim dapat menghasilkan ketidaksetaraan kesehatan antara Muslim Amerika Utara dan populasi umum.

Dalam sistem perawatan kesehatan, nilai-nilai Islam dan pertimbangan etika-hukum dapat menimbulkan tantangan budaya dan dilema etika di bidang klinis. Interaksi antara tantangan ini dan harapan pasien Muslim dapat memengaruhi kesehatan masa depan dengan memodulasi perilaku mencari perawatan kesehatan: jika respons sistem perawatan kesehatan terhadap tantangan ini dianggap diskriminatif, perilaku pencarian perawatan kesehatan hilir mungkin terkena dampak negatif. Pola-pola yang berubah ini dapat, pada gilirannya, mempengaruhi hasil perawatan kesehatan. Sebagai contoh ilustrasi, konsepsi Islam tentang kesopanan dapat menyebabkan pasien Muslim meminta penyedia layanan kesehatan sesama jenis. Jika kebutuhan yang dirasakan ini terpenuhi, hal itu dapat mendorong pasien untuk mencari perawatan medis segera ketika sakit di masa depan. Di sisi lain, jika kebutuhan tidak terpenuhi atau jika pasien merasakan diskriminasi, pola pencarian perawatan kesehatan yang negatif dapat terjadi, di mana dia menunda mencari perawatan medis, atau lebih bergantung pada perawatan berbasis agama sebagai pengganti pengobatan allopathic. Respon dari sistem perawatan kesehatan dapat mempengaruhi perilaku pasien, dan karena itu dapat menghasilkan ketidakadilan kesehatan. Meskipun  model tersebut dari literatur yang ada tentang Islam, identitas dan praktik Muslim, dan ketidakadilan kesehatan, masuk akal bahwa mekanisme serupa dapat memediasi hubungan antara kelompok agama lain dan perbedaan kesehatan.